Pada tahun 2022, ISC APTIK diselenggarakan di Universitas Katolik De La Salle Manado pada tanggal 10-13 November 2022. 3 mahasiswa FHIP mengikuti kegiatan tersebut – Michelle Delfani (PBI), Devilia Dharmawan, dan Yohanes Dwi Prasetyo (PSIKOLOGI). Berikut mereka berbagi cerita.
Pada hari pertama kami langsung disambut hangat dengan acara pembukaan ISC 2022 di Aula Kampus De La Salle. Banyaknya tarian tarian daerah yang ditampilkan tentunya sangat membantu kami lebih mengenal budaya Sulawesi Utara dan membuat kami berkesan. Setelah itu kami langsung diarahkan ke bus untuk melanjutkan perjalanan makan siang yang berada di Gereja Bunda Hati Kudus. Disana kami banyak mencicipi makanan khas daerah disana dan ternyata cocok dilidah kami. Setelah makan siang kami akan langsung menuju ketempat perkemahan kami. Namun sepanjang perjalanan menuju lokasi juga kami diberikan sedikit city tour. Sesampainya dilokasi perkemahan kami Bukit Doa Tomohon langsung diperkenalkan dengan situasi lokasi dan membereskan barang barang kami. Pada hari pertama ini sebenarnya kegiatan belum terlalu padat. Karna banyak peserta juga yang tiba di Manado dihari yang sama dengan pelaksanaan kegiatan. Oleh karna itu panitia memberikan kami waktu istirahat lebih awal. Satu hal yang paling berkesan sejak awal menginjakan kaki di Bukit ini adalah cuacanya yang dingin dan sangat berbeda dengan Palembang. Bahkan cuaca paling panas disana pun hanya sampai di 23 derajat.
Pada hari kedua kegiatan ISC dipenuhi dengan sesi materi yang tentunya dapat menambah pengetahuan kami dan ditambah pemateri yang dihadirkan dalam acara ini seluruh pemateri yang luar biasa dimulai dari materi pertama dibawakan oleh Rektor Unika De La Salle Manado yaitu Prof. Dr. Johanis Ohoitimur dengan Topik : Identitas dan Misi Perguruan Tinggi Katolik dan yang membuat kami bangga pada PPT beliau tercantum gambar gedung FHIP Unika Musi Chariras Palembang. Sesi kedua dibawakaj oleh Pangdam XIII Merdeka diwakili Brigjen Theodorus Kawatu dengan Topik : Peranan Mahasiswa sebagai Aset Bangsa dalam Menjaga Keutuhan NKRI. Sesi ketiga dibawakan oleh wakil Walikota Tomohon dengan Topik : Sharing ekowisata tentang event Tomohon International Flower Festival. Sesi keempat dibawakam oleh BKSUA atau Forum Kerukunan Umat beragama dan dihadiri oleh 5 pemateri dari 5 agama berbeda di Indonesia dengan Topik Kerukunan Umat Beragama. Sesi kelima adalah Kegiatan Laudato Si (Pembuatan Ecoenzim) oleh Sr. Regina, DSY dimana dalam sesi ini kami ajarkan cara membuat ecoenzim serta kami mempraktekkannya. Di sela-sela sesi materi atau pertukaran setiap sesi selalu diisi dengan makan/snack dan ice breaking sehingga membuat kami tidak bosan mendengarkan materinya. Kegiatan terakhir di hari kedua ditutup dengan diskusi budaya namun sebelum diskusi budaya dimulai kami menonton penampilan Tari Pisok dan Ikatan Nyong Noni De La Salle. Setelah itu kami kembali ke tenda dan bersiap untuk istirahat.
Pada hari ketiga ini kami diajak untuk berkeliling melihat kota Tomohon dan sekitarnya. Destinasi pertama kami adalah kampung jawa, dimana dijelaskan bahwa dahulu Ki Mojo yang merupakan salah satu tangan kanan Pangeran Diponegoro beserta anak buahnya pernah diasingkan disini sehingga rata-rata penduduk yang ada di kampung ini adalah orang-orang keturunan jawa dari zaman Ki Mojo. Berikutnya kami juga mengunjungi bukit karmel Tampusu yang dibangun dan dikelola oleh kongregasi Suster Putri Karmel. Disini kami diajak untuk hening sejenak merasakan kesunyian alam sekitar juga kami diajak untuk merefleksikan sejenak perjalanan kami hingga saat ini sebagai manusia dan mahasiswa di dalam Gereja St. Lukas di lingkungan bukit karmel ini yang dipimpin langsung oleh Suster Putri Karmel. Setelah mendapatkan pencerahan batin kami melanjutkan perjalanan kami dengan makan siang yang dijamu oleh Pastor paroki dan umat dari Paroki St. Josep Sarongsong. Setelah puas menyantap berbagai makanan khas asal Sulawesi Utara yang telah dihidangkan kami lalu diajak lagi untuk melihat keindahan danau linow yang ada di Tomohon. Disini kami diajak untuk menarikan beberapa lagu daerah Sulawesi Utara sembari bersantai menikmati keindahan lalu berfoto ria bersama dengan sesama peserta ISC 2022 dari berbagai Universitas Katolik yang tergabung dalam APTIK antara lain ialah; Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Jakarta, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Universitas Katolik De La Salle Manado, Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Universitas Katolik Parahyangan dan lain sebagainya. Setelah puas mengabaikan momen bersama kami kemudian pergi menuju Rumah Budaya Nusantara (RBN) Ma’zani. Setibanya kami di RBN Ma’zani kami disambut dengan tarian cakalele sebagai tanda bahwa kami diterima ditempat itu lalu diajak berkeliling museum kolintang dimana disana terdapat etalase berbagai macam bentuk kolintang lalu kami juga diajak untuk melihat proses pembuatan kolintang di workshop yang ada disana. Malam hari kami habiskan di RBN Ma’zani ini dengan menampilkan pentas seni budaya asli daerah masing-masing. Kami sebagai perwakilan Sumatera Selatan dan Universitas Katolik Musi Charitas Palembang mementaskan legenda Pulo Kemaro dan tarian lagu Ya Saman kepada hadirin yang ada. Selepas penampilan pentas seni kami diajak untuk berikrar deklarasi ISC 2022. Selepas deklarasi ISC 2022 kami lanjut melepaskan lampion sebagai tanda persahabatan diantara peserta ISC 2022.